Halo.. Aku Tari. Penulis kecil yang masih tahap growing. Kalo aku sebut nama asliku, mungkin beberapa dari kalian bisa tebak judul bukuku. So, let’s keep calling me Tari ok?

Menjadi penulis adalah impian aku sejak kecil. Aku sering nulis cerpen dan di kirim ke majalah-majalah. Ikutan lomba nulis dan sampe berhasil menang juga. Writing is my passion, at least sampai aku benar-benar tau kalo hanya sekedar hidup itu ternyata butuh uang.

Ada kalanya aku butuh biaya untuk traktir ibuku ke restoran yang enak tapi budget terbatas. Ada kalanya aku butuh biaya buat berobat, padahal royalty belum cair. Ternyata biaya makan yang cukup sederhana, bisa memangkas sebagian besar pendapatanku saat awal-awal jadi penulis. Apakah benar aku bisa menjalani hidup sebagai seorang penulis?

Tunggu dulu, hidup aku belum sepenuhnya miris. Tepat di tahun kedua setelah aku benar-benar menjalani profesi ini, aku dapat ilham untuk menulis buku yang cukup laris pada waktu itu. Saat aku hitung-hitung berapa royaltinya nanti, seolah hidupnya dapet pencerahan. Masa depanku ga sesuram yang aku prediksi. Aku bisa optimis dengan mimpiku lagi.

Saking senangnya dapet royalty besar, langsung lah aku mulai buka-buka wishlist yang sudah terpendam sejak sekian lama. Mulai dari tas baru, laptop baru yang lebih proper buat dipake nulis, sampai serangkaian rencana liburan sama ibu. Hatiku menggebu-gebu untuk segera menikmati hasil jerih payah selama ini.

Sampai suatu hari… Royaltiku akhirnya cair, bukan senang tapi malah aku heran. Ternyata aku salah perhitungan dan royaltiku ga terasa besar dibanding pengeluaran aku selama beberapa bulan terakhir.

Aku ga ingat awal mula pengeluaran aku jadi bertambah seperti ini. Seingatku, aku girang setengah mati pas tau bukuku laris. Tiba-tiba sekarang royaltinya ga sisa banyak. Kondisi ini membuat aku jadi overthinking. Aku kembali lagi ke masa suramku. Aku berpikiran apakah seorang penulis akan selamanya susah untuk hidup enak hanya dari menulis?

Setahun berlalu tanpa inspirasi ataupun motivasi untuk kembali menulis. Kondisi ini disebut writer’s block. Atau in my case, writer’s financial block.. Tepat di tahun itu pula aku sakit dan harus rawat inap selama 3 hari. Makin lah lengkap masa suramku. Udah ga bisa hidup enak, ga boleh sakit pula.

Tabungan terkuras kering, aku hanya mengandalkan sisa-sisa royalti buku dan beberapa pemasukan dari sampingan. Sampai di suatu waktu, aku dapet inspirasi untuk kembali menulis.

Aku kembali merasakan lagi api optimis dari mimpiku sebagai penulis, buku itu kembali laris. Tapi aku berpikir, mau diapain uangnya? Aku jadi takut untuk spend uang karena trauma mengulang kesalahan yang sama.

Disitulah detik-detik aku memutuskan buat hire jasa financial planner. Aku terbiasa merangkai kata demi kata, tapi ga ngerti cara merangkai keuanganku supaya indah.

Beruntung banget aku ditemuin dengan financial planner yang mengerti kondisiku dan menyarankan cashflow management dan asset allocation yang rapi dan based on my goals.

Bagian terbaik yaitu planning risk management yang terukur. Apalagi untuk profesi seperti aku, risk management is KEY. Ahh ga usah panjang lebar deh sepertinya. Kalo mau tau detailnya, silakan klik link di bawah ini untuk mulai konsultasi ya.

Minku punya tips nih untuk temen-temen penulis: 1. Atur keuangan dengan bijak, pisahkan keuangan hasil menulis yang digunakan untuk biaya produksi menulis dan yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. 2. Buat anggaran keuangan bulanan pakai patokan paling aman buat biaya hidup.

Minku punya tips nih untuk temen-temen penulis: 1. Atur keuangan dengan bijak, pisahkan keuangan hasil menulis yang digunakan untuk biaya produksi menulis dan yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. 2. Buat anggaran keuangan bulanan pakai patokan paling aman buat biaya hidup.

3. Punya dana cadangan yang digunakan untuk biaya hidup disaat royalti belum keluar atau pendapatan lagi tidak menentu sehingga biaya hidup tetap bisa terbayarkan. 4. Jangan lupa punya asuransi kesehatan, karena biasanya ketika inspirasi itu hadir temen-temen penulis akan terfokus pada menulis sampai lupa makan. Minku saranin ambil yang tahunan yaa.

Satu hal yang pasti, kesuksesan masa depan semuanya ditentukan oleh habit kecil yang kita buat setiap harinya. Tunggu apalagi, konsultasi sekarang seputar masalah keuangan kamu biar gak menumpuk. Klik link di bawah ini ya untuk mulai konsultasi